Wisata alam utama di desa ini adalah Gunung Cilik Kaliurip, sebenarnya lebih mirip bukit kerucut, yang terletak di Dusun Kaliurip. Meski kecil, tempat ini menyuguhkan panorama spektakuler dari hamparan kebun teh, serta pemandangan Gunung Sindoro, Kembang, dan Sumbing
Jalur pendakiannya mudah ditempuh, hanya sekitar 10 menit dari area parkir dengan jalan berundak dan bebatuan – bisa diakses oleh pendaki pemula dan keluarga
Fasilitas yang mendukung kenyamanan pengunjung mencakup toilet, gazebo, warung, area parkir, lokasi camping, penyewaan tenda, dan spot foto Instagramable. Harga tiket sangat terjangkau (± Rp5.000) dan menjunjung keamanan & kenyamanan wisatawan
Desa Damarkasiyan terdiri dari tiga dusun: Getas, Kaliurip, dan Kasiyan. Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani, buruh tani, serta sebagian wiraswasta, PNS, dan karyawan swasta
Total populasi sekitar 3.324 jiwa. Mata pencaharian utama mencakup pertanian dan perkebunan
Desa aktif melestarikan ragam kesenian tradisional seperti Kuda Kepang, Tari Topeng, Lengger, serta kesenian rakyat seperti kethoprak, kuda lumping, rebana, dan tayub melalui 4 kelompok kesenian desa
Tradisi unik seperti “Maring-maringan” di Dusun Kasiyan—silaturahmi dan jamuan prasmanan saat Maulid Nabi—tetap dilestarikan dan menjadi identitas kultural masyarakat
Terdapat sarana publik seperti lapangan olahraga, sanggar belajar, PAUD (pusat pendidikan anak usia dini) di tiap dusun, serta kantor desa yang juga digunakan untuk pelayanan administrasi dan ruang pertemuan. Desa bahkan memiliki mobil dinas untuk membantu distribusi sampah melalui program Bank Sampah
Infrastruktur jalan dan jembatan pernah diperbaiki melalui partisipasi aktif warga (gotong royong) dan dukungan pemerintah, termasuk program TMMD pada 2024 yang memperkuat akses antar dusun, serta betonisasi jalan yang menghubungkan desa dengan wilayah sekitar
Pemkab Wonosobo menyelenggarakan pelatihan keterampilan melalui DBHCHT, di mana di Desa Damarkasiyan difokuskan pada pelatihan bengkel sepeda motor bagi pemuda dari keluarga petani tembakau, sebagai usaha diversifikasi ekonomi selain pertanian
Program pengabdian masyarakat dari UNSIQ (2022) juga dilakukan di sini, dengan fokus penanganan stunting melalui edukasi posyandu dan kegiatan kesehatan berbasis komunitas
Pengembangan desa wisata terpadu: paket wisata budaya + trekking + homestay; libatkan UMKM lokal untuk suvenir atau kuliner khas.
Digitalisasi promosi wisata: penguatan media sosial, pengembangan kantor desa sebagai pusat informasi wisata.
Integrasi pelatihan ekonomi kreatif: kolaborasi sektor pendidikan dan perindustrian untuk menciptakan plek ekonomi baru seperti kerajinan berbasis tembakau/kopi.
Pendekatan inklusif kesehatan & budaya: rangkai program kebersihan, edukasi, dan budaya dalam rangka membangun aspek sosial masyarakat.