Desa Damarkasiyan, September 2025 – Pemerintah Desa Damarkasiyan kembali menyelenggarakan Musyawarah Dusun (Musdus) sebagai bagian dari proses perencanaan pembangunan desa tahun anggaran 2026. Kegiatan ini dilaksanakan di masing-masing dusun dan dihadiri oleh perangkat desa, BPD, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, kader PKK, serta warga setempat.
Musdus merupakan forum musyawarah yang sangat penting karena menjadi media penyampaian aspirasi langsung dari masyarakat. Dalam forum ini, warga bebas menyampaikan usulan, keluhan, maupun harapan terhadap pembangunan di wilayah dusunnya.
Musdus menjadi tahapan awal dalam proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes). Melalui musyawarah ini, usulan kegiatan yang bersumber langsung dari kebutuhan masyarakat akan dihimpun, dikaji kelayakannya, dan kemudian dibawa ke Musyawarah Desa untuk diprioritaskan.
Beberapa usulan yang mencuat dalam Musdus tahun ini antara lain:
Perbaikan jalan lingkungan dan saluran irigasi
Pengadaan lampu penerangan jalan
Bantuan bibit tanaman dan pupuk untuk kelompok tani
Peningkatan kapasitas pemuda melalui pelatihan digital
Program kesehatan lingkungan dan pengelolaan sampah
Kepala Dusun dalam sambutannya menyampaikan bahwa Musdus merupakan momentum penting untuk memperkuat semangat gotong royong dan partisipasi masyarakat dalam membangun desa.
“Pemerintah desa tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh masukan dari warga, karena pembangunan harus sesuai kebutuhan yang dirasakan langsung oleh masyarakat,” ujarnya.
Pemerintah Desa Damarkasiyan menekankan pentingnya transparansi dalam setiap tahapan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Oleh karena itu, hasil Musdus akan didokumentasikan dan disampaikan secara terbuka kepada masyarakat melalui papan informasi desa maupun media sosial resmi desa.
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) juga turut hadir untuk mengawal jalannya Musdus agar aspirasi warga benar-benar tercatat dan diakomodasi dalam perencanaan pembangunan.
Melalui Musdus, masyarakat desa diajak untuk berpartisipasi aktif dalam menentukan arah pembangunan. Ini adalah contoh nyata bagaimana demokrasi dijalankan mulai dari tingkat paling bawah — dusun — yang menjadi pondasi dari pembangunan desa yang inklusif dan berkelanjutan.